Anjloknya nilai Rupiah Indonesia

Baca artikel di situs FBS

Hingga saat ini, banyak ekonomi dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Selain itu, semakin banyak bank sentral yang menargetkan kenaikan suku bunga. Dalam suasana meningkatnya suku bunga global negara-negara dengan defisit neraca saat ini yang mengandalkan arus masuk modal pendapatan tetap untuk membiayai defisit tersebut sangat menderita. Indonesia termasuk di antara negara-negara tersebut.

Perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh kombinasi meningkatnya imbal hasil yields USA dan harga minyak yang lebih tinggi. Hasil yield USA dengan patokan 10 tahun. Catatan kas melonjak di atas level 3% dan diharapkan akan berada di atas level ini di masa mendatang. Minyak diharapkan terus meningkat karena ada banyak faktor yang mendorong kenaikan minyak. Ini berarti data ekonomi Indonesia akan semakin melemah. Hingga kini, defisit perdagangan pada bulan April sebesar $1,6 miliar sementara perkiraan surplus sebesar $700 juta.

Ekonomi Indonesia diperkirakan akan memburuk, karena mata uang Indonesia berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi.

Rupiah Indonesia adalah salah satu mata uang terlemah di Asia selama lima sampai enam bulan terakhir. Hingga kini, rupiah diperdagangkan mendekati level terlemah sejak Oktober 2015. Pasangan USD/IDR mencapai level 14.235 dan level yang diuji di atas 14.270. Setelah anjlok, rupiah Indonesia berhasil pulih. Namun, seperti yang dapat Anda lihat, pasangan USD/IDR masih diperdagangkan pada rekor tertinggi. Hingga kini, naiknya rupiah didasarkan pada melemahnya dolar AS. Namun, karena Federal Reserve AS diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga, rupiah akan berada di bawah tekanan yang lebih tinggi.

USDIDR.png

Para analis memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dari pasar negara berkembang bersamaan dengan melemahnya mata uang akan membuat bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Itu sudah terjadi pada bank sentral Indonesia. Pada tanggal 17 Mei, bank sentral menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak bulan November 2014 untuk mendukung rupiah yang rapuh. Namun, kenaikan suku bunga tidak dapat mendukung mata uang Indonesia karena kenaikan harga telah terjadi di pasar. Bank sentral bertujuan untuk menggunakan langkah-langkah tambahan yang berbeda untuk mendukung penurunan rupiah. Misalnya, akan melakukan lelang pertukaran valuta asing. Selain itu, analis mengharapkan kenaikan suku bunga lebih banyak tahun ini.

Jika depresiasi berlanjut, kemudian inflasi dan ekspektasi inflasi bisa melompat menjadikan pertumbuhan ekonomi beresiko akibat pengeluaran rumah tangga lebih lambat.

Kesimpulannya, kita bisa berkata bahwa rupiah sedang mengantisipasi kejatuhan karena ada faktor - faktor negatif yang penting yang seharusnya bisa mengangkat nilai mata uang. Sebagaimana dollar AS diperkirakan akan terus naik, maka hasil Kas 10-tahun AS diharapkan berada di atas 3% dan prediksi terhadap minyak adalah positif, akibatnya rupiah akan semakin melemah. Langkah-langkah tambahan dari Bank Indonesia dapat memperlambat depresiasi atau turunnya nilai rupiah.

 

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.