Mampukah Dolar AS Pulih di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga?

Baca artikel di situs FBS

Sebagai mata uang Safe-Haven, yang berarti cenderung meningkat nilainya pada saat ketidakpastian ekonomi, dolar Amerika Serikat (AS) dapat pulih dari penurunannya saat ini, jika melihat ekonomi global yang sebenarnya masih melambat. Ini berarti bahwa para investor masih mungkin memindahkan uang mereka ke aset yang lebih aman seperti dolar AS.

Namun, beberapa faktor masih memberikan tekanan pada dolar dalam beberapa bulan mendatang. Pendorong utamanya adalah kebijakan moneter Federal Reserve (Fed). Fed telah meningkatkan suku bunga dalam upaya untuk mengatasi inflasi. Hal ini dapat membuat aset yang berdenominasi dolar AS kurang menarik bagi investor, karena mereka akan mendapatkan pengembalian yang lebih rendah.

Dolar AS, sejauh ini, telah mencatat penurunan ke level terendah tiga bulan terhadap mata uang utama, termasuk terhadap EURUSD, GBPUSD, dan USDJPY setelah mengawali pekan ini dengan catatan negatif menyusul data penjualan rumah baru AS yang lebih lemah dari perkiraan, yang seakan memperburuk kinerja greenback di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunga pada paruh pertama tahun depan.

Penjualan rumah baru AS turun 5,6 persen ke tingkat tahunan di bulan Oktober yang disesuaikan secara musiman sebesar 679.000 unit. Angka ini relatif jauh di bawah perkiraan para ekonom dalam survei yang dilakukan oleh Reuters yakni sebesar 723.000 unit dan membuat imbal hasil obligasi AS juga mencatat penurunan.

Ekspektasi pasar bahwa siklus kenaikan suku bunga the Fed akhirnya telah berakhir tidak hanya memberikan tekanan pada greenback, namun juga membuat imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan. Sekitar 25 persen kemungkinan bahwa Fed dapat mulai menurunkan suku bunga pada awal Maret dan dapat meningkat menjadi hampir 45 persen pada Mei, menurut alat CME FedWatch.

Melihat gambaran yang lebih luas, dolar tampak tertekan dengan latar belakang meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga pada H1 2024 tersebut, semuanya sebagai respons terhadap tekanan disinflasi lebih lanjut dan pasar tenaga kerja yang secara bertahap mulai mengendur. Yang dapat menahan greenback untuk tidak jatuh lebih  jauh hanyalah dari ketahanan ekonomi AS serta narasi hawkish yang belakangan muncul dari pidato beberapa pejabat The Fed pekan lalu.

Para pelaku pasar saat ini fokus rilis data preliminer Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada hari Rabu yang diperkirakan meningkat 5.0% per kuartal dari laporan sebelumnya 4.9%. Selanjutnya, fokus pasar akan segera beralih pada rilis data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS yang akan dirilis pada hari Kamis. Indeks inflasi pilihan the Fed itu akan mengonfirmasi lebih lanjut bahwa inflasi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini melambat menjadi 0.2% seperti yang diperkirakan oleh para ekonom, dari laporan sebelumnya yakni kenaikan 0.3%.

Jika kedua data ini akan dirilis sesuai dengan perkiraan atau mungkin lebih baik dari perkiraan, justru akan membuat dolar AS semakin tertekan. Hal ini karena dengan ekonomi yang membaik dan menurunnya inflasi akan semakin mempertegas bahwa the Fed tidak akan menahan suku bunga pada pertemuan terakhir mereka di 2023 ini dengan kemungkinan mulai menurunkan suku bunga semester pertama 2024.

Dengan skenario seperti ini, dolar AS berpotensi lanjutkan penurunannya terhadap mata uang utama seperti EURUSD, GBPUSD, dan USDJPY, di mana ketiga bank sentral mata uang utama ini juga mulai mempertimbangkan langkah untuk mengendalikan inflasi, termasuk bank sentral Jepang yang mulai melakukan intervensi di pasar valas untuk mendukung penguatan mata uang negara nya.

Analisa Teknikal EURUSD

EURUSD 29112023.jpg

Secara teknikal, grafik pada timeframe H4 menunjukkan EURUSD terus berupaya melanjutkan momentum kenaikan saat ini. Lebih lanjut, pasangan ini berpotensi naik menuju level Resistance terdekatnya di area 1.0982, meski indikator Relative Strength Index bergerak di antara garis Overbought dan garis tengah (50) yang menunjukkan harga cenderung konsolidasi.

Melihat harga saat ini berada di atas lintasan Simple Moving Average (SMA), artinya EURUSD masih cukup kuat menahan setiap koreksi yang mungkin terjadi. Pembalikan arah, akan membawa EURUSD menuju level kritis di 1.0900, jika menembus level support terdekatnya di level 1.0917.

Analisa Teknikal GBPUSD

GBPUSD 29112023.jpg

Grafik pada timeframe H4 menunjukkan pasangan GBPUSD mempertahankan kenaikan yang dicapai saat ini, setelah pasangan Cable ini berhasil menembus level Resistance Kritis di area 1.2600 dan menyentuh level atas yang terakhir dicapai pada awal September. Harga saat ini bergerak di atas Simple Moving Average (SMA) 50, 100, dan 200 yang stabil bergerak naik. Pola ini didukung dengan indikator Relative Strength Index yang juga bertahan di atas level tengah, melanjutkan pergerakan kenaikan di pekan lalu.

Kenaikan lebih lanjut, akan membawa GBPUSD menuju level Resistance terdekatnya di level 1.2660 yang cukup dekat untuk ditembus, dengan level Resistance selanjutnya di area 1.2715. Potensi koreksi juga tetap perlu diwaspadai, meski pasangan Cable ini akan menghadapi tantangan menembus level kritis di 1.2600 sebelum menuju level support terdekatnya di level 1.2582.

Analisa Teknikal USDJPY

USDJPY 29112023.jpg

Pasangan USDJPY terus melemah untuk pekan ketiga berturut-turut dari level atas dari level atas tahun ini di 151.90. Grafik pada timeframe H4 terlihat, terjadi irisan antara Simple Moving Average (SMA) 200 dan 100. Jika SMA 100 berhasil ke bawah SMA200 akan mengkonfirmasi berlanjutnya tren penurunan USDJPY. Penurunan ini juga diperkuat dengan indikator Relative Strength Index yang kembali turun di bawah level tengah (50). Artinya, pasangan ini secara teknikal cukup rentan melanjutkan penurunannya.

Penurunan lebih lanjut akan membawa USDJPY menuju level support psikologis di level 148.00. penembusan ke bawah level ini akan membawa pasangan mata uang Safe Haven menuju level support terdekatnya di level 147.90. Potensi rebound untuk pemulihan saat ini, akan membawa pasangan USDJPY menuju level Resistance terdekatnya pada level 148.91, meski akan mendapat hambatan untuk naik ke level 149.00.

Mulai Trading Sekarang-2.png

Aries Nugroho

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.