NO DEAL

Baca artikel di situs FBS

Pukul 01.00 dini hari tadi pagi waktu Indonesia bagian barat, Presiden Amerika Donald Trump memutuskan bahwa “ Amerika keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan tetap akan menjalankan sanksi yang di berlakukan kepada Iran”. Alasan dari Presiden Trump adalah antara lain :

  • Amerika menyakini bahwa Iran sedang membuat Rudal Berkepala Nuklir.
  • Jika sanksi dicabut maka akan memberikan kesempatan kepada pemerintah Iran untuk dapat uang guna membeli bahan baku Nuklir serta dapat membiayai Teroris.

Ini berarti semua sanksi terhadap Teheran diberlakukan, dimana akses untuk melakukan bisnis dengan Iran di stop termasuk energy, industry, komoditas serta perbankan. Departemen keuangan  Amerika memberikan waktu 90 dan 180 hari bagi perusahaan yang berbisnis dengan Iran, guna mengakhiri kontrak kerjanya. Pelanggaran atas keputusan ini tentunya akan berdampak kepada pembekuan keuangan di dalam system perbankan oleh pemerintah Amerika.

Keluarnya Amerika dari kesepakatan nuklir Iran tentunya membuat Perancis, Inggris, Jerman serta Uni Eropa memberikan kecaman keras kepada Amerika , karena mereka mengetahui bahwa efek dari sanksi tersebut akan berdampak kepada harga minyak dunia dan tentunya akan menambah ancaman dalam pertumbuhan ekonomi global. Iran merupakan negara ke 3 terbesar penghasil minyak, sehingga dengan adanya perseteruan ini, membuat harga minyak dunia naik diatas $70/ barrel, sehingga ini akan membuat industry akan menjadi sulit dalam hal produksi, serta akan membuat naiknya inflasi. Wajar jika imbal hasil tenor 10 tahun Amerika, kembali meroket diatas 3% sehingga US Dollar kembali diburu mengingat The Fed akan menaikan suku bunga pada bulan depan.

Tetapi pada yang perlu diperhatikan, dimana secara teori, saat ketidakpastian melanda dunia maka safe haven di buru oleh para pelaku pasar, tetapi saat ini para pelaku pasar masih memburu US Dollar. Semua anomali merupakan signal  pembalikan arah market.

Japan

Imbal hasil negara Eropa dan Jepang tentunya banyak tertinggal dengan naiknya imbal hasil Amerika yang sudah menembus 3%. Sehingga pelemahan kedua pair tersebut dapat berlanjut sampai di awal bulan Juni. Tetapi kita harus ingat bahwa dari setiap analisa di market harus memenuhi 2 faktor. Yaitu; analisa fundamental dan teknikal. Masuk minggu ke 7, USDJPY naik tanpa adanya koreksi sedikitpun dari level 104 ke 110.

Koreksi dibutuhkan oleh pair yang satu ini, sehingga peluang untuk koreksi turun selalu ada. Secara logika mata uang yen sebagai safe haven akan menjadi sasaran tembak disaat ketidakpastian mulai muncul seperti saat ini.

Harga sideways dari USDJPY adalah 110.10 an – 108.60 an.  

Screenshot_9.jpg

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.