Pejabat BoJ Mulai Diskusi Menghentikan Program Stimulus

Baca artikel di situs FBS

Pasar saham Asia jatuh pada perdagangan Rabu (31/01/2024), sementara dolar Australia melemah setelah data inflasi domestik yang secara mengejutkan lemah. Juga, imbal hasil Treasury jangka pendek tetap tinggi menjelang keputusan suku bunga dari Federal Reserve. Pasar Saham AS bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin, dimana indeks Nasdaq kehilangan pijakan support ketika pasar menunggu serangkaian laporan pendapatan perusahaan yang tinggi dan Federal Reserve mengadakan pertemuan kebijakan moneternya.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan peningkatan tak terduga dalam lowongan pekerjaan, mengisyaratkan bahwa pasar masih terlalu solid bagi The Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan utamanya pada bulan Maret.

The Fed diperkirakan akan mengakhiri pertemuan kebijakannya pada hari Rabu (Kamis dinihari WIB) dengan keputusan untuk tidak merubah suku bunga utamanya berada di 5,25%-5,50%. Pasar juga akan memantau ketat konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk mengenai waktu dan jumlah penurunan suku bunga tahun ini.

Dolar melemah terhadap euro dan menguat terhadap yen pada hari Selasa, namun gagal menemukan arah yang kuat menjelang kesimpulan pertemuan dua hari Federal Reserve. Dolar telah menguat 2% terhadap sejumlah mata uang utama bulan ini karena pasar mengurangi ekspektasi terhadap kecepatan dan skala penurunan suku bunga di tengah data ekonomi AS yang kuat dan komentar dovish dari para gubernur bank sentral.

Hari ini, pasar akan menantikan data Inflasi Jerman, ADP NFP AS, Chicago PMI dan GDP Kanada. Selanjutnya, Kamis dinihari akan ada rilis FOMC yang sangat dinantikan pasar.

Ringkasan opini pada pertemuan kebijakan BOJ bulan Januari, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan membahas kemungkinan keluarnya suku bunga negatif dalam jangka pendek dan kemungkinan skenario untuk menghentikan program stimulus besar-besaran bank tersebut secara bertahap.

Harga minyak naik karena perkiraan pertumbuhan ekonomi global yang lebih tinggi dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mengimbangi kekhawatiran seputar permintaan Tiongkok.

Harga emas masih berada dalam tren naik pasca data Amerika Serikat menunjukkan kemungkinan “soft landing” bagi perekonomian AS. Meskipun hal tersebut berdampak negatif bagi Emas, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mampu menahan penurunan emas.

Namun, fokus pasar akan tertuju pada konferensi pers ketua Fed Jerome Powell pasca rilis pertemuan kebiajkan FOMC, serta petunjuk apa pun dari para pembuat kebijakan mengenai seberapa cepat The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya.

OUTLOOK USDJPY

ssUSDJPY-3112024.png

Mulai Trading Sekarang-2.png

Aries Nugroho

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.