Yen Menunggu Sikap BoJ Yang Tengah Menghadapi Tantangan

Baca artikel di situs FBS

Bank of Japan akan kembali melakukan pertemuan kebijakannya minggu ini, dengan Pernyataan Keputusan yang akan dirilis pada hari Selasa (31/10/2023) bersama dengan Laporan Prospek Kuartalan. Jepang merupakan satu-satunya negara ekonomi utama yang masih mempertahankan sikap atas kebijakan moneter. Bank Of Japan (BoJ) pun menjadi satu-satunya bank sentral utama yang terus menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif, sementara bank sentral lainnya telah mengadopsi pendekatan yang lebih agresif dengan menaikkan suku bunga dalam upaya mengendalikan inflasi.

Namun demikian, ada perbincangan mengenai kemungkinan perubahan sikap bank sentral Jepang ke depannya, ketika nilai tukar yen terhadap dolar AS anjlok menembus angka 150, yang meningkatkan spekulasi terhadap kemungkinan intervensi resmi yang dilakukan otoritas jepang di pasar mata uang. Namun, hal ini justru meningkatkan tekanan pada bank sentral untuk melakukan perubahan terhadap kebijakan moneternya.

BoJ, pada pertemuan kali ini, menghadapi tantangan atas pilihan kebijakan yang mana yang harus diambil, mengingat potensi nilai tukar yen terhadap dolar terus terseret jika penyesuaian kebijakan yang telah diantisipasi tidak dilaksanakan seperti yang diperkirakan oleh beberapa pengamat di pasar keuangan.

Imbal hasil JGB 10 tahun dibatasi oleh Yield Curve Control (YCC) BoJ pada 1%. Dengan adanya perbedaan suku bunga yang semakin melebar antara AS dan Jepang, Yen terdepresiasi dengan cepat dan bahkan USDJPY sempat melampaui level 150 sementara imbal hasil JGB 10 tahun mendekati batas atasnya, berada di kisaran 0,88%.

Bagaimana BoJ akan mengambil langkah pada pertemuan pada pertemuan di Oktober ini? Di satu sisi, kemungkinan penyesuaian lebih lanjut dari YCC pada pertemuan Oktober semakin meningkat bahkan jika kondisi ekonomi berbeda dari yang terjadi pada Desember 2022 ketika BoJ tiba-tiba menaikkan batas atas YCC menjadi 0,5% dan sekali lagi menjadi 1% pada Juli 2023.

BoJ berusaha untuk mempertahankan suku bunga pinjaman yang rendah untuk mencapai target inflasi yang stabil yang didukung oleh pertumbuhan upah. Meski tren kenaikan imbal hasil obligasi jepang 10 tahun saat ini mendekati 1%, namun, imbal hasil Treasury AS juga mengalami kenaikan karena inflasi yang tinggi. Kebijakan moneter antara BOJ dan Federal Reserve yang berbeda, membawa USDJPY Jepang telah menembus batas psikologis 150. Sehingga, pasar keuangan terus waspada terhadap potensi putaran baru pembelian yen oleh otoritas Jepang.

Pada pertemuan kebijakan sebelumnya di bulan September, BoJ mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menghentikan program stimulusnya dalam waktu dekat dengan mempertahankan tingkat suku bunga yang sangat rendah, dan BoJ menegaskan kembali komitmennya untuk membantu perekonomian hingga inflasi secara konsisten mencapai target 2%.

Gubernur bank sentral Jepang Kazuo Ueda dapat mengambil langkah preventif pada pertemuan kali yang juga untuk menghindari kurva imbal hasil yang semakin terdistorsi. Namun, Ueda kemungkinan masih akan menahan diri untuk menunggu kenaikan upah yang lebih luas dan berkelanjutan yang dapat mendorong inflasi ke tingkat tujuan BoJ secara lebih permanen. Sementara itu, pelemahan Yen saat mungkin membutuhkan intervensi valuta asing.

USDJPY 31102023.jpg

Login Sekarang.png

Aries Nugroho

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.