Geopolitik Semakin Tidak Menentu

Baca artikel di situs FBS

Keadaan geopolitik global semakin tidak menentu. Disatu sisi perang dagang Amerika Serikat dan China mulai mereda dan diikuti oleh meredanya perang dagang antara Amerika Serikat terhadap Eropa, Jepang dan Korea. Presiden Xi akan membuka pameran China International Import Expo hari ini, dimana ini akan membawa sedikit angin segar bahwa China mulai membuka kembali hubungan dagang dengan Amerika Serikat, dengan mengundang perusahaan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam pameran tersebut.

192 perusahaan Amerika Serikat ikut ambil bagian dalam pameran tersebut . Meredanya perang dagang ternyata tidak meredakan ketidakpastian disisi lain, dimana masalah Brexit dan demonstrasi di hongkong membuat ketakutan bagi para pelaku pasar dalam pasar uang. Meredanya perang dagang, akhir akhir ini, memberikan optimisme di pasar uang sehingga indeks saham di Wall Streets kembali berwarna hijau. Sedangkan masalah Brexit dan Demonstrasi di Hongkong membuat harga emas dunia mempunyai kecenderungan naik.

Brexit merupakan factor geopolitik terbesar yang mempengaruhi stabilitas keuangan dan ekonomi di Kawasan Eropa bahkan pertumbuhan ekonomi global. Penundaan keluarnya Inggris pada tanggal 31 oktober 2019, merupakan kabar negative bagi para pelaku pasar.

Penundaan dikarenakan Parlemen Inggris kembali menolak draft perjanjian Brexit yang telah disepakati oleh Perdana Menteri Inggris dan Uni Eropa. Keadaan ini sebenarnya sudah dialami oleh Perdana Menteri terdahulu Theressa May yang ditolak oleh Parlemen sebanyak 3 kali dalam vote kesepakatan Brexit.

Penolakan parlemen ini membuat May akhirnya turun dari jabatan Perdana Menteri dan di ganti oleh Boris Johnson yang merupakan pendukung utama Brexit pada tahun 2016. Boris yang menggantikan May tetap harus melewati persetujuan Parlemen dalam memutuskan masalah Brexit dan tentunya ini sangat membebani sikap politiknya.

Perlu adanya perubahan, agar Perdana Menteri Inggris mempunyai kekuasaan penuh dalam menentukan perjanjian dengan Uni Eropa, untuk itu perlu adanya pemilihan umum yang rencananya akan di adakan pada tangal 12 desember 2019. Keadaan ini tentunya membuat para pelaku pasar pesimis terhadap kelanjutan kesepakatan Brexit yang cenderung membebani pertumbuhan ekonomi domestic Inggris bahkan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu dari dalam negeri Amerika Serikat, Presiden Trump masih menghadapi  Impeachment dari DPR dan tentunya ini akan membuat beban tersendiri dalam pemilu tahun 2020. Pemilihan Peresiden Amerika Serikat tahun depan, tentunya sangat terkait dengan pembicaraan perang dagang lanjutan Amerika – China dan secara umum memberikan dampak negative bagi mata uang US Dollar kedepannya.

Dengan melihat underlying sentiment yang terjadi maka harga emas masih  mempunyai kecenderungan naik dengan range di level harga $1501 – 1520/ troyounce,

Trading Plan :

Buy Limit  1501 - 1505 dengan target 1520

Buy Stop 1521 dengan target 1531

Gold Timeframe daily

gold 4 nov.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.