Amerika Serikat Kembali Bergejolak

Baca artikel di situs FBS

Dipenghujung tahun 2018 politik dan keuangan Amerika Serikat kembali bergolak. Diawali dengan kenaikan suku bunga The Fed minggu lalu dari 2,25% menjadi 2,5% , serta rencana akan kembali naik 2 kali di tahun 2019 serta 1 kali di tahun 2020, membuat pasar ekuitas Amerika Serikat kembali menghapus semua keuntungan ditahun 2018.

Keadaan ini tentunya membuat Presiden Trump marah dan berencana untuk menurunkan Ketua The Fed Jerome Powell, walaupun setelahnya Menteri Keuangan Amerika , Steven Mnuchin membantahnya. Ini tentunya mengingatkan kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang terpilih dan melakukan intervensi kebijakan verbal terhadap gubernur bank sentral Japan, yang saat itu di jabat oleh Masaaki Shirakawa.

Akhirnya Shirakawa mengundurkan diri bulan maret 2013 dan diganti oleh Haruhiko Kuroda sampai saat ini. Keadaan ini tentunya membuat investor harus lari dari pasar uang dan berlindung ke safe haven. Selain itu Pengunduran diri James Mattis sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat, karena berbeda kebijakan dengan Trump untuk masalah penarikan pasukan Amerika Serikat di Suriah dan Afghanistan.

Kebijakan Mattis yang berdialog, berkomunikasi serta saling menghormati terhadap negara sekutu, berlawanan dengan kebijakan Trump yang mengatakan bahwa negara sekutu seharusnya tidak memanfaatkan Amerika Serikat.

Panasnya masalah Mattis ternyata belum berakhir karena Presiden Trump dalam waktu singkat telah menunjuk wakil Mattis yaitu Patrick Shanahan pada tanggal 1 Januari 2019 dimana rencana pengunduran diri Mattis adalah bulan Maret 2019. Kebiasaan Trump untuk tidak menghargai pembantunya ini tentunya akan membuat gejolak politik baru di gedung putih.

Selain itu tentunya Administrasi Trump terancam penutupan pemerintahan karena tidak ada kesepakatan dengan Kongres tentang masalah anggaran tembok mexico. Kamis adalah batas waktunya dan shutdown akan dilakukan apabila kesepakatan tidak dapat dilakukan karena saat ini parlemen sudah mulai dikuasai oleh partai democrat.

Gejolak politik dan keuangan ini, tentunya membuat administrasi Trump mempunyai masalah dengan pemilihan presiden tahun 2020. Dengan turunnya harga di pasar saham dan menurunnya laba perusahaan Amerika Serikat, maka sulit bagi Trump untuk meneruskan ambisinya untuk menjadi Presiden Amerika Serikat ke 46.

Dan tentunya ini akan terus membawa harga emas dunia naik ke level $1269  dengan koreksi keharga $1252/ troyounce.

Gold Timeframe Weekly

gold 24 des.png

 

 

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.