Ancaman Tariff Trump Mempengaruhi Dollar Australia

Baca artikel di situs FBS

Pasar uang saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keuangan saja tetapi faktor geopolitik terlihat sangat kental dalam 2 tahun belakangan ini. Sejak Presiden Amerika Serikat ke 45 Donald Trump dilantik, maka terdapat pergeseran kebijakan politik, ekonomi bahkan keuangan di dunia.

Para pelaku pasar yang biasanya hanya melihat faktor keuangan dan faktor ekonomi suatu negara, untuk menilai pertumbuhan ekonomi negara tersebut, saat ini faktor geopolitik dan eksternal turut menjadi bagian pertimbangan.

Setelah 1 tahun konflik dagang Amerika – China berkobar, maka pada akhir tahun 2018, Presiden Trump dan Presiden Xi mengadakan pertemuan, dlam perjamuan makan malam di Argentina, dan mereka sepakat untuk mengadakan genjatan senjata. Januari 2019 delegasi Amerika Serikat datang ke Beijing untuk melakukan perundingan dan setelah itu lebih dari 5 kali kedua utusan negara tersebut melakukan kunjungan balasan.

Tanda tanda kesepakatan telah terjadi sampai pada hari minggu lalu Presiden Trump mengatakan akan menerapkan kenaikan tariff 10% menjadi 25% terhadap product China senilai $325 milliar. Pasar uang pun akhirnya harus menerima kenyataan bahwa perjalanan kesepakatan yang selama ini terlihat baik ternyata masih menyimpan kegagalan atas perjanjian yang sedianya akan di tanda tangani oleh ke dua Presiden super power tersebut pada akhir bulan Mei tahun ini.

Trump mengancam China atas kelambanan terjadinya negosiasi penjanjian dagang tersebut dan hari jumat minggu ini kenaikan tariff akan dilakukan jika delegasi Amerika – China tidak mencapai kesepakatan. Pemerintah China yang sudah terbiasa dengan ancaman Trump lewat media social, tetap mengirimkan delegasinya ke Washington DC minggu ini , yang rencananya delegasi China akan mengadakan perundingan pada hari rabu minggu ini.

Ketidakpastian ini tentunya membuat pasar ekuitas di seluruh dunia berwarna merah dan mata uang kembali berfluktuasi. Selain USDJPY yang turun secara signifikan, mata uang AUDUSD pun terkena dampak dari twitter Trump.

Negara Australia merupakan patner dagang negara China, sehingga gangguan ekonomi serta keuangan pada negara tirai bamboo akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara Australia. Jika dilihat dari data ekonomi Australia saat ini memang terlihat melemah dimana inflasi hanya mencapai 1,3% dengan sector pabrik kan yang relatif lemah dan sector perumahan yang cenderung menurun.

Wajar jika hasil survey memprediksi bahwa RBA akan memotong suku bunga 25 bps dari 1,5% menjadi 1,25% hari ini.

Tekanan perang dagang dan nada dovish RBA akan menyebabkan pair AUDUSD meneruskan penurunan ke level 0.6911.

Nada hawkish tentunya hanya kan menyebabkan koreksi sementara ke level 0.7062

AUD/USD Timeframe Daily

 audusd 7 mei.png

Fundamental bukanlah teknikal yang dapat berubah dalam hitungan jam bahkan menit, tetapi fundamental merupakan suatu gambaran besar atas pandangan kedepan yang dapat terjadi dalam waktu yang lebih panjang.

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.