Dow Jones Terkoreksi Naik

Baca artikel di situs FBS

Kejatuhan Index saham Dow Jones terkoreksi naik cukup tinggi tadi malam, karena adanya saham saham retail dan energy naik sangat signifikan. 1000 point lebih atau naik sekitar 4% lebih index saham Dow Jones naik, dan ini merupakan kenaikan terbaik yang pernah ada sejak tahun 2009. Koreksi pasti akan terjadi dalam setiap penurunan atau kenaikan yang terlalu ekstrim terjadi, mengingat setelah hari Natal dan Musim dingin melanda, maka kebutuhan akan barang barang meningkat, begitu juga dengan minyak. Wajar apabila perusahaan retail dan minyak mulai membukukan kenaikan diakhir tahun ini.

Kebijakan administrasi Trump dan semua para pemimpin ekonomi dunia, masih belum berpihak pada pertumbuhan ekonomi global, sehingga para pelaku pasar masih belum cukup percaya bahwa perubahan akan terjadi dalam waktu cepat. Penutupan pemerintahan Amerika Serikat sudah berjalan 5 hari, dan Trump masih berkeras dengan pengajuan pendanaan $5,7 milliar untuk tembok perbatasan Mexico yang di tolak oleh partai Demokrat.

Keadaan ini tentunya tidak akan membawa pasar kembali cepat pulih kedepannya walaupun secara umum bahwa shutdown pasti akan berakhir ditahun depan dan berjalan normal seperti biasanya. Pelaku pasar sebenarnya masih melihat kepada perseteruan antara Gedung Putih dengan The Fed yang dinilai oleh Trump tidak mendukung Pemerintah Amerika dalam perang dagang melawan China.

Keadaan ini tentunya sangat krusial karena sikap Trump yang selalu mengintervensi kebijakan moneter The Fed dapat menggangu kinerja bank sentral yang paling berpengaruh di dunia saat ini. Rumor Trump akan mengganti Jerome Powell memang sulit ter realisasi kan, tetapi bukan berarti tidak mungkin terjadi dengan pengunduran diri ketua bank sentral, seperti yang pernah terjadi di Jepang, saat perdana menteri Jepang selalu mengintervensi cara kebijakan Bank of Japan, sebelum Kuroda menjabat menjadi ketua BOJ sampai saat ini.

Dari sisi lain dapat dilihat bahwa imbal hasil 2 – year obligasi Amerika Serikat saat ini telah mencapai 2,6% dan imbal hasil 10 – year hanya berkisar 2,8%, artinya belum banyak perubahan atas ketakukan pelaku pasar akan terjadinya resesi dalam masa yang akan datang. Semua ini tentunya, karena akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang disebabkan oleh konflik perdagangan Amerika – China serta keinginan The Fed untuk menaikan suku bunga 2 kali lagi di tahun 2019.

Semua ini tentunya akan kembali membuat emas masih menjadi pilihan untuk para pelaku pasar saat ini untuk kembali naik ke harga $ 1278 - $ 1293 dengan koreksi ke harga $1255 / troyounce.

Gold Timeframe Weekly

 gold 27 des.png

 

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.