Jepang Merupakan Target Trump Berikutnya

Baca artikel di situs FBS

Terdapat kejutan dalam data sector tenaga kerja Amerika Serikat yang dirilis pada hari jumat minggu lalu. Data lowongan kerja yang naik cukup tinggi menjadi 201 K merupakan angka yang lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang hanya mematok pada level 160 K – 190 K. Tetapi perlu diingat bahwa data sector tenaga kerja memang tidak terlalu diperhatikan oleh para pelaku pasar, karena sudah mencapai target yang telah diamanatkan oleh kongres Amerika.

Dalam Symposium Jackson Hole Kansas, Jerome Powell menyiratkan bahwa The Fed akan menggunakan data inflasi sebagai tools dalam penetapan kebijakan moneter berikutnya, sehingga factor factor inflasi akan jauh memberikan efek yang signifikan dibandingkan data sector tenaga kerja. Walaupun demikian data sector tenaga kerja yang sangat baik,  tidak dapat  diabaikan begitu saja  oleh pelaku pasar, karena ini merupakan factor pendukung dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Dengan mulai ditetapkannya kenaikan tariff lanjutan kepada China senilai $216 milliar oleh Trump maka dapat dipastikan China akan membalas dengan nilai yang sama bagi product Amerika yang masuk ke China. Ini memberikan signal kepada kita bahwa perang dagang tidak dapat berhenti dalam waktu dekat, karena administrasi Trump tetap dalam pandangan, bahwa mengurangi deficit perdagangan adalah dengan menaikan tariff kepada semua negara yang mempunyai surplus terhadap Amerika. China, Eropa dan Kanada merupakan zona perang dagang Amerika, dan berikutnya adalah Jepang.

Saat ini Jepang mempunyai pertumbuhan GDP yang baik dimana pada kuartal ke 2 ini Jepang berhasil menaikan GDP dari -0,2% menjadi 0,7%. Secara tahunan, ekonomi negara ini sudah tumbuh 3% dan tentunya ini jauh lebih cepat dibandingkan forecast yang ada. Resiko dari pertumbuhan Japan adalah perang dagang dengan Amerika, dan jika tidak diselesaikan maka akan memberikan dampak yang buruk bagi negeri sakura ini.

JAPAN

Perang dagang Amerika – Japan memang belum terjadi, tetapi dengan ancaman dari administrasi Trump maka ini merupakan peringatan bagi pelaku pasar. Resiko dari kedua negara yang berperang adalah kerugian dikedua belah pihak sehingga dengan ancaman perang dagang Amerika – Japan maka pair USDJPY diprediksi akan naik kelevel 111.30 – 111,70 an dengan koreksi ke level 110,90 an

usdjpy 10 sept.png

AUSTRALIA

Masih berlanjutnya perang dagang, tentunya akan menambah tekanan jual pada AUDUSD. Di perkirakan lebih dari 2 tahun, Perang dagang akan masih berlanjut sehingga grafik bearish masih mewarnai pair AUDUSD. Target penurunan pair ini ada dilevel 0.7080  an – 0,7010 an dengan koreksi sampai ke level 0,7170 an

audusd 10 sept.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.