Pemilu Kongres Amerika, Sanksi Iran dan Perang Dagang

Baca artikel di situs FBS

Sanksi untuk Iran telah dijatuhkan dan ada 8 negara yang mendapat keringanan untuk dapat mengimpor minyak dari Iran, negara tersebut adalah China, India, Italia, Yunani , Jepang, Korea Selatan, Turki dan Taiwan. Dari sini kita melihat bahwa Amerika Serikat mulai memberikan angin kepada China untuk menurunkan hawa panas perang dagang yang terjadi diantara kedua negara tersebut. Disisi lain China pun mulai  menyambut dengan janji akan menurunkan tariff import dan berniat akan mengimpor barang senilai $30 trilliun serta jasa senilai $10 trilliun.

Disatu sisi memang sanksi Amerika terhadap Iran dapat memicu kenaikan harga minyak dunia dan membuat perlambatan ekonomi global, tapi disatu sisi dengan terbukanya komunikasi antara Presiden Trump dan Pesiden Xi merupakan angin segar, untuk tercapainya suatu pembicaraan pada akhir bulan ini di KTT G-20 Argentina. Pembicaraan keduanya menjadi penting karena dapat menunda kenaikan tariff barang China yang masuk ke Amerika sebesar 25% di bulan januari 2019, dan jika ini terjadi maka dapat dipastikan bahwa tahun 2019, resiko terjadi resisi global semakin meningkat.

Selain masalah sanksi terhadap Iran dan Perang Dagang Amerika Serikat – China, masalah yang menjadi focus para pelaku pasar adalah pemilu paruh waktu di Amerika yang hari ini merupakan pemungutan suara, guna menguasai parlemen Amerika Serikat. Trump membutuhkan dukungan dari kongres guna memuluskan semua kebijakan dalam dan luar negeri nya. Kalahnya partai Republik tidak saja akan menghambat kebijakan administrasi Trump tetapi dapat pula menyebabkan penghentian pemerintahan / Gov Shutdown, karena anggaran belanja yang tidak disetujui oleh kongres. Dengan melihat ini semua maka dapat diambil suatu analisa bahwa akan terjadi penurunan kebijakan Trump yang tidak populis dan ini bertujuan untuk menjaring popularitas baik dalam pemilu paruh waktu, maupun untuk mendapatkan simpati agar Trump kembali terpilih di peride berikutnya. Saat Trump , kelak terpilih kembali, maka kebijakan garis keras nya, pasti akan muncul kembali.

 

EMAS

Sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, tentunya disambut oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dengan penolakan. Iran akan tetap mengekspor minyaknya kenegara negara yang telah menjadi tujuan ekspor guna mensejahterakan rakyatnya. Rouhani mengatakan bahwa Amerika Serikat menekan Iran agar produksi minyaknya menjadi Nol, sedangkan Iran akan terus memproduksi dan menjual minyaknya agar dapat menghentikan sanksi Amerika Serikat tersebut. Jika friksi ini terus berlanjut maka dapat dipastikan harga minyak dunia naik dan tingkat resiko pertumbuhan global menjadi meningkat.

Dengan melihat fenomena diatas, maka kenaikan harga emas dapat mencapai $ 1240 an / troyounce kedepannya jika ketidakpastian terus melanda dunia, dengan koreksi ke harga $1220 an  / troyounce

gold 6 nov.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.