Perang Dagang Mereda, Emas Terkoreksi

Baca artikel di situs FBS

Konflik dagang antara Amerika dan China dapat dikatakan sudah mulai mereda, karena kedua negara sudah merasakan akibat dari tamparan tariff ratusan miliar dollar yang mereka buat. China memang mengalami kerusakan ekonomi yang lebih besar dibandingkan Amerika Serikat, dan itu adalah suatu yang wajar mengingat ekspor barang China ke negeri Paman Sam, 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan ekspor Amerika Serikat ke negeri Tirai Bambu.

Banyak kalangan ekonom dan politik mengatakan bahwa pelambatan ekonomi di China dapat meningkatkan angka pengangguran dan berdampak meningkatnya potensi kerusuhan social dimasa yang akan datang. Alasan ini lah yang membuat China mau kembali berdialog dengan Amerika, agar Perang Dagang Mereda dan perekonomian global dapat kembali tumbuh.

Presiden Trump merasa bahwa tekanan ekonomi dan politik terhadap China dapat membentuk suatu tatanan perdagangan ekonomi di Amerika Serikat akan jauh lebih menguntungkan, karena saat ini neraca perdagangan kedua negara seperti langit dan bumi. Walaupun demikian maka secara umum, dapat dilihat bahwa China lebih siap menghadapi perang dagang dibandingkan dengan Amerika, karena China lebih banyak mempunyai alat perang, mulai dari program stimulus berupa pelongaran likuiditas, penyaluran kredit, pemotongan pajak dan peningkatan pengeluaran dalam anggran belanja.

Sedangkan Amerika Serikat mempunyai alat perang yang terbatas, dimana pengetatan likuiditas oleh The Fed dan Penutupan pemerintahan karena masalah anggaran merupakan kedala bagi administrasi Trump untuk berperang lebih lama. Jatuhnya harga saham dikedua negara yang sedang berperang, tentunya membuat keduanya dipaksa untuk duduk kembali bersama pada hari senin dan hari ini di Beijing.

Meredanya pertikaian antar mereka, membuat para pelaku pasar mulai sedikit optimis bahwa kenaikan tariff pada tanggal 2 maret 2019 dapat dihindari dan ini tentunya disambut dengan harga minyak dunia yang kembali naik, setelah di tahun lalu turun sekitar 40%. Pemicu penurunan harga minyak terletak pada turunnya permintaan (karena perang dagang) dan berlimpahnya produksi.

Negara OPEC dan non OPEC sepakat pada bulan ini menetapkan pemotongan harga minyak dunia 1,2 juta Barrel/ Hari. Perang Dagang memang sulit dihentikan dalam waktu singkat, tetapi meredanya perang dagang akan membuat para pelaku pasar kembali optimis dan ini akan terlihat dari harga saham yang akan memicu kenaikan harga minyak dunia.

Target awal kenaikan minyak dunia ada pada harga $52.85/ barrel dengan koreksi terjauh ke harga $45/ barrel. Keadaan ini tentunya dimanfaatkan oleh mata uang Canada yang negaranya memang merupakan penghasil minyak dunia. Dengan kebijakan moneter Bank of Canada yang relatif ingin menguatkan mata uangnya, maka wajar apabila penurunan USDCAD secara Jangka Panjang akan kembali menuju harga 1.3196 dengan koreksi maksimal ke 1.3396.

Berbeda dengan harga minyak dunia, harga emas akan kembali terkoreksi turun dengan meredanya perang dagang. Pelemahan harga emas tentunya sangat terbatas dan harga sideways akan mewarnai pergerakan di range $1300 - $1270/ troyounce.

Gold Timeframe Weekly 

 gold 8 jan.png

 

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.