Perlambatan Ekonomi di Eropa Dapat Menekan Euro

Baca artikel di situs FBS

Perlambatan ekonomi global berangsur angsur telah memudar, kecuali di kawasan Eropa. Ditahun 2009 – 2010 sebagian besar negara uni Eropa dilanda krisis keuangan yang berlanjut kedalam krisis moneter. Saat itu Portugal, Irlandia, Yunani dan Spanyol, terlilit hutang dan mengalami krisis moneter dan berdampak secara sistemik keseluruh negara di dunia.

Euro Central Bank – Dewan Eropa – IMF &  Wolrd Bank dengan cepat mengambil langkah untuk menyelamatkan negara negara tersebut dan akhirnya perekonomian di kawasan Eropa berangsur angsur kembali membaik di tahun 2014. Keadaan nyaman dikawasan ini kembali terusik setelah Donald Trump dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat ke 45 dan mulai memberlakukan kenaikan tariff impor untuk Baja dan Alumunium yang membuat perekonomian global menjadi melambat.

Tahun 2018 China , Mexico, Canada dan Eropa merupakan negara negara yang terkena dampak kuat atas kebijakan Trump tersebut. Setelah penjanjian perdagangan bebas negara negara Amerika Utara direvisi dan diganti dengan pernjanjian dagang USMC dan delegasi Amerika – China mulai membuka pintu perdamaian dagang, maka perekonomian global masih tetap dalam jalur perlambatan mengingat perjanjian dagang Amerika – Mexico & Canada belum di sah kan oleh Parlemen Amerika dan Kesepakatan Dagang Amerika – China belum ditanda tangani oleh Presiden kedua negara tersebut.

Ketidakpastian masih berlanjut disaat Trump merasa bahwa negara sekutu memanfaatkan kedekatan mereka dalam hal politik dengan mengorbankan neraca perdagangan Amerika, sehingga Uni Eropa harus tetap menanggung kenaikan tariff Baja dan Alumunium.

Uni Eropa membalas dengan menaikan tariff barang denim dan hasil pertanian Amerika Serikat. Melihat keadaan yang kurang kondusif maka Presiden Uni Eropa Jean Claude Junker mengadakan pertemuan dengan Presiden Trump di pertengahan tahun 2018, untuk membicarakan kesepakatan dagang berupa tariff Nol persen dari setiap barang yang diperdagangkan di kedua negara.

Keadaan agak memanas ketika 28 negara Eropa mengadakan pertemuan dan hanya akan menurunkan tariff disektor industry dan tidak untuk sector pertanian. Ini tentunya tidak dapat diterima oleh administrasi Trump yang sedang memberikan focus kepada para petani Amerika, guna memperoleh suara dalam pemilihan presiden di tahun 2020.

Dengan adanya ancaman perang dagang Amerika – Eropa dan Drama kesepakatan Brexit dikawasan Eropa, tentunya membuat bank sentral Eropa menurunkan proyeksi pertumbuhan di Uni Eropa dan memberikan stimulus berupa refinancing operation bagi perbankan Eropa agar dapat menjalankan system perbenkan yang ada, sehingga dapat memberikan kredit murah kepada pengusaha di kawasan tersebut.

Kebijakan Moneter yang dovish ini , tentunya mempunyai harapan bahwa perekonomian Eropa akan kembali bangkit pada masa yang akan datang. Data ekonomi Uni Eropa saat ini, tidak terlalu menggembirakan dimana laju tingkat inflasi nya hanya 1,4% dan kenaikan pertumbuhannya hanya 1,1% di bulan desember 2018.

Keadaan ini tentunya akan terus mendorong pair EURUSD kembali dibawah level 1.13 dengan target penurunan ke level 1.1209 dengan alternative koreksi ke 1.1360.

EUR/USD Timeframe Weekly

eurusd 17 april.png

 

 

 

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.