Strategi Perang Dagang Amerika dan China

Baca artikel di situs FBS

Perang dagang telah dimulai dan masing masing negara sudah menentukan sikapnya, tetapi bagaimana mereka menyikapi nya. Tidak ada satu pun negara yang akan tidak terkena resiko atas perang dagang negara super power Amerika – China, semua pasti akan merasakan dampaknya. Amerika dengan alasan “ Keamanan Nasional” melakukan prtoteksionisme terhadap semua negara yang diyakininya akan merugikan rakyat Amerika. Menutup semua akses kepada dunia luar dan mengevaluasi kembali perjanjian dagang agar tidak terjadi deficit, dengan visi dan misi “ Make Amerika Great Again”. Didalam negeri nya pemerintah Amerika melakukan penurunan pajak dengan tujuan meringankan rakyat dan pengusaha Amerika serta investor Asing diharapkan dapat berinvestasi di Amerika, karena dikenakan pajak lebih rendah dibanding negara Eropa.

Disisi lain pelaku pasar masih melihat bahwa pandangan The Fed yang hawkish terhadap perekonomian Amerika, memberikan peluang bahwa The Fed akan menaikan suku bunga 4x di tahun ini. Tentunya mereka melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika yang over heating haru diredam dengan kenaikan suku bunga yang cenderung agresif. Penguatan US Dollar memang tidak dapat dihindari dengan serangkaian strategi yang mereka jalankan saat ini.  Kelemahan dari kebijakan Amerika yang dilihat oleh ahli ekonom duni adalah proteksionisme dan naiknya anggaran belanja. Keadaan ini tentunya membuat pelemahan US Dollar jika administrasi Trump tidak dapat mengendalikannya.

Berbeda dengan Amerika, negara tirai bamboo China justru sedang melancarkan kampanye tentang visi dan misi terbaru nya yaitu “ Made in China 2025”. China sedang membuka diri terhadap investor asing untuk berinvestasi dinegaranya, mulai dari pertanian sampai keuangan, yang sebelumnya negara ini sangat tertutup. Langkah ini tentunya bertujuan agar semua negara negara didunia yang mempunyai hambatan perdagangan dengan Amerika , (termasuk negara sekutu), diharapkan mempunyai suatu jalan keluar guna menyeimbangkan neraca perdagangan mereka.

Dari segi kebijakan fiksal, pemerintah Tiongkok, telah melakukan melakukan pemotongan pajak atau pajak NOL % kepada perusahaan yang bergerak dibidang semi konduktor. Ini tidak lain dan tidak bukan untuk mengantisipasi kerugian bagi industry semi konduktor China yang terkena kenaikan tariff dari Amerika. Untuk kebijakan moneter nya , People Bank of China sebagai bank sentral China telah memangkas RRR atau Rasio Giro Wajib Minimum dan ekonom dunia mengatakan bahwa ini adalah bentuk lain dari Program Stimulus pelonggaran liquiditas dari China.

Disini terlihat jelas bahwa kedua negara super power mempunyai strategy berbeda untuk menghadapi perang dagang, dimana dahulu Amerika sebagai negara yang terbuka, saat ini berubah menjadi negara yang tertutup , dan China yang dahulu terkenal dengan Tembok Perdagangannya, saat ini menjadi negara yang terbuka bagi para Investor Asing. Memang tidak aka nada yang menang dalam Perang Dagang tetapi itulah cara mereka untuk benegoisasi masalah deficit neraca perdagangan kedua negara Super Power.

 

EROPA

Kesepakatan dari KTT – Brussel ,masalah imigran telah disepakati, tetapi justru Angela Merkel akan menghadapi krisis politik domestic dinegaranya sendiri yaitu Jerman. Keadaan ini tentunya akan menjadi krusial bagi mata uang euro karena jerman adalah negara terkuat di Uni Eropa. Dan jika dilihat dari data ekonomi maka terlihat bahwa industry jerman masih dalam tekanan sehingga terkoreksi 1% dibulan lalu. Tekanan dari administrasi Trump masalah perusahaan eropa yang masih bekerja sama dengan Iran, akan diberikan sanksi, tentu nya akan mendapat perlawanan dari Uni Eropa karena kita sudah ketahui bahwa Uni Eropa tidak keluar dari Perjanjian Kesepakatan Nuklir Iran.

Krisis politik dan perang dagang yang akan terjadi antara Amerika – Eropa akan membawa EURUSD kelevel 1.1570 an dengan potensi koreksi pada level 1.1700-an dan maksimal ke 1.1790-an

eurusd 2 juli.png

 

Canada

Telephone Presiden Trump kepada Raja Arab, untuk membuka keran produksi minyak dari 1 juta barrel menjadi 2 juta barrel per hari , ternyata di setujui oleh Arab Saudi. dan tentunya ini akan berimbas kepada penurunan harga minyak dunia kedepannya. Alasan Trump meminta Raja Arab untuk menaikan produksi minyak , adalah karena kekhawatirannya akan kenaikan harga minyak dunia yang dapat membebani sector industry dunia. Untuk yang satu ini administrasi Trump tentunya positif, karena kartel minyak Timur Tengah dan Rusia dapat dengan mudahnya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga minyak tanpa harus melakukan inovasi product seperti negara industry lainnya di dunia.

Dengan pelemahan minyak dunia dikemudian hari maka USDCAD setidaknya dalam kecenderungan naik untuk masa yang akan datang. Karena hari ini , bank Canada libur maka volume dimarket disinyalir tidak akan terlalu tinggi untuk pair ini. Kenaikan USDCAD kelevel 1.3190 an dan maksimal 1.3260 an pasti mempunyai koreksi yang cukup signifikan pula pada level 1.3100 – 1.3130-an

 Canada 2 juli.png

Didalam bisnis trading forex online yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita dapat disiplin pada Money Management dan yakin kepada Arah Besar Market kedepannya.

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.