Strong US Dollar?

Baca artikel di situs FBS

Pelemahan US Dollar akhir akhir ini cukup membuat banyak para pelaku pasar mulai ragu, apakah US Dollar dapat menguat kedepannya atau bahkan akan melanjutkan pelemahan.

Jika kita melihat kebijakan moneter dari bank sentral Amerika di tahun 2017 maka penguatan US Dollar tidak akan pernah disangsikan, tetapi diakhir tahun lalu kita sama-sama melihat pelemahan dari US Dollar yang melewati support yang ada dan seperti tidak ada dasarnya. Banyak alasan guna menjawab melemahan US Dollar yang terjadi, tetapi yang terpenting, adalah membahas analisa terhadap mata uang ini kedepannya, berdasarkan data data yang ada. Suatu keganjilan memang terjadi disaat kita melihat suatu fenomena bahwa naiknya suku bunga oleh The Fed tidak membuat penguatan US Dollar, justru mata uang ini melemah secara signifikan, sampai saat ini. Ada beberapa point yang dapat menjadi factor penguatan US Dollar atau koreksi:

  • The Fed akan mengadakan meeting tanggal 30 – 31 Januari 2018. Kebijakan akan normalisasi masih menjadi kebijakan moneter dari bank sentral Amerika saat ini. Pelemahan US Dollar dari bulan lalu, tentunya akan menjadi suatu peluang bagi para pelaku pasar untuk membeli Dollar disaat jelang FOMC Meeting. Tidak ada mata uang yang terlalu kuat atau terlalu lemah disaat menjelang kebijakan moneter negara nya akan dirilis.
  • Dari data ekonomi Amerika dalam 1 bulan terakhir, memang terdapat pelemahan pada sektor tenaga kerja serta data inflasi masih kurang baik, tetapi jika dilihat secara global maka tingkat pengangguran 4,1 % dan inflasi 2,1 % merupakan signal bagi para pelaku pasar bahwa mandate kongres AS ditahun 2009 telah mencapai target. Disisi lain neraca perdagangan Amerika yang selalu negative, akan hal ini tidak akan membesar jika terjadi penguatan US Dollar.
  • Dari teknikal kita melihat 7 minggu, US Dollar turun tanpa koreksi sedikitpun. Dan tentunya ini kan membuat koreksi atas penurunan yang mencapai 6%.

Target koreksi index Dollar akan berada pada level 90.30 – 89.88  sebelum statement FOMC meeting di rilis.

Asia

Yen : Petinggi Bank of Japan masih berusaha untuk menahan normalisasi dinegaranya, mengingat harus tetap memperhatikan kebijakan the Fed akhir bulan ini. Tidak ada penambahan QE dan hanya melakukan program stimulus QQE sebesar 80 Trilliun Yen setiap bulannya. Ini lah yang membuat para pelaku pasar mulai mengubah mindset mereka dari pelonggran liquiditas kearah normalisasi. Penguatan Yen akan berkurang disaat jelang FOMC Meeting nanti.

Koreksi kenaikan USDJPY dapat sampai kelevel 109.38 – 110.40 an

EROPA

Euro : Akhirnya Euro Central Bank (ECB) melakukan taper untuk pembelian obligasi sebesar 30 Milliard euro setiap bulannya dan tentunya ini merupakan suatu kebijakan yang sangat sulit bagi ECB dalam mengendalikan inflasi yang secara umum mempunyai kecenderungan naik tetapi belum melebih 1,5%. Dalam konfresi press yang dilakukan oleh ECB, tercermin bahwa Mario Draghi memberikan suatu signal bahwa jika terdapat suatu perlambatan ekonomi di Uni Eropa kedepannya maka ECB akan kembali menambah program stimulusnya.

Koreksi penurunan euro akan mempunyai target ke level 1.2230 an – 1.2280 an

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.