Titik Terang Perdamaian Perang Dagang Amerika – China

Baca artikel di situs FBS

Pasar ekuitas akhir akhir ini seperti mendapatkan angin segar, sehingga index saham Amerika Serikat naik seperti tiada henti selama 2 bulan terakhir. Penurunan tekanan di pasar global, tentunya tidak lepas dari sikap The Fed yang melunak dalam pengetatan likuiditas di pasar, serta adanya titik terang perdamaian perang dagang antara amerika – china.

Pasar sepertinya sudah terbiasa dengan program stimulus atau pelonggaran likuiditas untuk memicu kenaikan di pasar uang, dan saat ini pasar kembali dimanjakan dengan adanya turunnya tekanan terhadap kebijakan fiscal dari masing masing negara yang berperang.

Ketua The Fed Jerome Powell akan melakukan dengar pendapat dengan Senat dan DPR pada hari Selasa dan Rabu. Dengar pendapat ini menjadi sangat penting bagi para pelaku pasar karena dapat memberikan informasi, apakah The Fed masih akan meneruskan pengetatan likuiditas atau justru akan sangat melunak untuk tidak menaikan suku bunga dalam waktu yang panjang.

Alasan The Fed memutar 180 derajat kebijakan normalisasinya menjadi bertahan untuk tidak menaikan suku bunga , akan menjadi pertanyaan yang akan mendapat perhatian dari pelaku pasar. Selain itu tentunya independensi The Fed yang akhir ini menjadi sorotan pasar, akan menjadi focus nanti malam, mengingat administrasi Trump selalu melakukan intervensi verbal terhadap kebijakan moneter The Fed.

Meredanya konflik perang dagang Amerika – China semakin membuat pasar global menjadi bergairah kembali dengan melonjaknya index saham Dow naik 0,5% dan saham saham di China naik 5%. Keadaan ini tentunya banyak dipicu oleh tweet Presiden Trump yang mengatakan bahwa dia perundingan antara Amerika – China menuju kearah yang positif, sehingga penundaan terhadap pemberlakuan kenaikan tariff 25% terhadap barang China dapat di tunda, seiring dengan akan di tanda tanganinya kesepakatan yang direncanakan pada akhir bulan maret 2019 di Florida antara Presiden Trump dengan Presiden Xi. Selain optimisme pasar yang kuat atas kerangka kesepakatan yang ada, tentunya pelaku pasar pun mempunyai resiko terhadap keadaan ini, antara lain :

  • Waktu yang relatif lama menuju penandatangan kesepakatan, mempunyai resiko perubahan komitmen dari Presiden Trump.
  • Kesepakatan hanya bersifat sementara dan tidak mempunyai landasan sanksi, sehingga China dapat mengulur waktu yang sebenarnya dapat diartikan tanpa kesepakatan. Ini pla yang dilakukan China saat harus tunduk dengan perjanjian dagang WTO.

Jika kedua factor ini terjadi maka saat kesepakatan ditanda tangani maka pasar saham akan berbalik arah menjadi terpuruk.

Kemarin Presiden Trump kembali mengkritik negara OPEC dengan mengatakan bahwa harga minyak yang tinggi tidak dapat diterima pasar. Secara automatic harga minyak dunia turun 3% dan tentunya ini membuat negara OPEC dan aliansinya kembali harus bersitegang dengan administrasi Trump, atas penurunan harga minyak dunia.

Tweet Presiden Trump memang tidak berkicau tentang harga minyak, sejak bulan desember 2018 dan kicauannya saat ini tentunya karena melihat kedepannya harga minyak dunia akan melambung tinggi saat Trump dan Xi bertemu.

Secara umum memang ini akan menjadi halangan bagi negara Saudi yang telah menurunkan produksi minyak nya dari 11,1 juta barrel/ hari di bulan November 2018 menjadi 10,2 juta barrel/ hari saat ini, dan Menteri Energi Saudi mengatakan akan kembali memotong produksi mereka menjadi 9,8 juta barrel/ hari di bulan depan. Dengan melihat track record Saudi tentang masalah kendali minyak dunia, maka dapat membuat harga minyak dunia naik ke level $65 - $70 / barrel.

Keadaan ini tentunya akan dimanfaatkan oleh pair USDCAD untuk menuju penurunan ke level 1.3097 dengan alternative koreksi ke level 1.3215 1.3227.

USDCAD Timeframe Daily

usdcad 26 feb.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.