US Dollar dalam Tekanan

Baca artikel di situs FBS

Pelemahan mata uang US Dollar disambut dengan penguatan disemua major currency. Mata uang negara berkembangpun ikut terkoreksi menguat, walaupun penguatannya tidak sebesar negara negara maju. Fundamental dari setiap negara pasti akan berbeda sehingga pelemahan US Dollar ini mempunyai dampak yang berbeda beda disetiap negara.

Pelemahan US Dollar mulai terlihat dari data aktivitas pabrikan yang mulai turun, karena export Amerika mulai terganggu, akibat perang dagang dengan China. Keadaan ini tentunya membawa dampak kepada tekanan dalam inflasi. Adanya penurunan terhadap data CPI – PPI yang merupakan factor Inflasi di Amerika, maka banyak kalangan ekonom meeragukan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga 2 kali lagi. Kenaikan suku bunga di bulan September ini dapat saja terjadi, tetapi kenaikan di bukan Desember, dapat saj ditunda, jika data ekonomi Amerika terus memburuk.

Selain itu Amerika sudah mulai mengulurkan tangan untuk mengajak delegasi China untuk kembali duduk dalam suatu KTT guna membahas perang dagang. Keadaan ini tentunya membuat kenaikan di pasar ekuitas dan akan menurunkan mata uang US Dollar. Disatu sisi China lebih siap dibandingkan Amerika dalam menghadapi perang dagang yang tidak akan pernah selesai. Untuk mendapatkan investor Asing maka Pemerintah China membuka semua rintangan dan hambatan perdagangan serta investasi, dengan cara mengganti peraturan 2% saham investor asing dan 98% investor local. Investasi asing untuk obligasi China, masuk ke daratan China melewati  pasar uang di Hongkong.

Dengan melihat fenomena diatas maka wajar apabila mata uang US Dollar tertekan karena :

  • Data factor inflasi Amerika buruk
  • Perang dagang sudah mereda , tetapi belum selesai
  • Pelaku pasar sedang melirik obligasi China yang sudah dibuka untuk investor asing,

 

EROPA

ECB meniru The Fed dalam setiap kebijakannya. Dengan tidak merubah kebijakan moneter nya kemarin, maka ECB merupakan bank sentral yang sudah dapat di prediksi kebijakan moneter yang selanjutnya. Walaupun laju tingkat inflasi kawasan eropa agak turun tetapi Draghi tidak mempermasalahkannya. Perang dagang merupakan issue yang selalu diangkat Draghi dalam press con kemarin malam. Taper yang akan dilakukan oleh ECB dibulan oktober 2018, merupakan bentuk bahwa perekonomian kawasan Eropa sudah mulai membaik. Normalisasi dari ECB akan membuat EURUSD naik sampai kelevel 1.1750 – 1.1820 an dengan maksimal koreksi ke level 1.1670 an.

eurusd 14 sept.png

Reza Aswin

Bagikan informasi ini ke teman Anda

Menyerupai

Berita terbaru

Buka secara instan

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.